![Tanaman Tanaman](https://s.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/petani-memanen-padi-gogo-di-sawah-tadah-hujan-di-_161025200303-995.jpg)
Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari sektor pertanian mempunyai kontribusi penting dalam proses industrialisasi terutama di wilayah pedesaan. Efek agroindustri tidak hanya mentransformasikan produk primer ke produk olahan tetapi juga budaya kerja dari agraris tradisional yang menciptakan nilai tambah rendah menjadi budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah tinggi. Kebijakan pembangunan agroindustri antara lain kebijakan investasi, teknologi dan lokasi agroindustri harus mendapat pertimbangan utama.
Tanaman gandum ini nantinya diharapkan dapat menjadi alternatif penganekaragaman tanaman pangan bagi lahan-lahan terdegradasi. Metode eksperimental digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan hasil 10 varietas gandum guna melihat daya adaptasinya pada dataran dengan ketinggian 200 m dpl (Pringgarata) dan 400 m dpl (Aik Bukak).
(Suryana, 2005) Upaya peningkatan nilai tambah melalui agroindustri, selain meningkatkan pendapatan juga berperan dalam penyediaan pangan yang beragam dan bermutu. Teknologi merupakan salah satu faktor menunjang keberhasilan pengembangan sistem agroindustri di pedesaan dengan aspek tepat guna, efisien, dan mudah diterapkan (Departemen Pertanian, 2008). Industrialisasi pedesaan merupakan suatu proses yang dicirikan dengan penggunaan alat-alat mekanis dalam sektor pertanian dan semakin berkembangnya industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dampak dari industrialisasi tersebut dapat diwujudkan melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri pengolahan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pedesaan.
Implementasi diversifikasi pangan dapat berjalan dengan baik bila tersedia bahan pangan sumber karbohidrat secara beragam dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin mutunya. Tanaman gandum merupakan tanaman sumber karbohidrat utama dengan nilai gizi setara beras bahkan mempunyai kelebihan mengandung gluten untuk daya kembang adonan yang pada serealia lainnya jumlah sangat kecil bahkan tidak ada. Ketergantungan masyarakat Indonesia pada tepung terigu sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Indonesia terpaksa melakukan impor karena gandum bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Jumlah impor gandum tahun 2004 yang mencapai kurang lebih 4.5 juta ton memposisikan Indonesia sebagai negara importir gandum kelima terbesar di dunia setelah Mesir, China, Jepang dan Brasil.
![Budidaya tanaman gandum pdf merger Budidaya tanaman gandum pdf merger](https://slideplayer.info/slide/11934669/67/images/59/PRODUKTIVITAS+TANAMAN.jpg)
(Departemen Pertanian, 2008). Ketergantungan bahan pangan impor tersebut sangat membahayakan ketahanan pangan negara kita. Oleh sebab itu, sudah saatnya Indonesia mulai melepaskan ketergantungan pada gandum impor. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketergantungan atas gandum impor adalah mensubstitusi tepung terigu dengan bahan baku tepung lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan gandum di dalam negeri diharapkan menjadi alternatif ketersediaan pangan di dalam negeri.